Nikah di Tengah Pandemi Virus Corona

Setelah direncanakan dari tahun lalu, akhirnya sekarang gue sudah menikah! Dari dulu gue selalu pengen nikah anti ribet, kecil-kecilan yang penting sah gitu. Mungkin karena dulu sering handle kerjaan event, kalau nikahan ribet kayak nambah kerjaan aja gitu kan. Tapi karena COVID 19, perayaan pernikahan gue jadi lebih intimate dari rencananya lol. Yang bikin kaget, cerita mengenai pernikahan gue tiba-tiba diberitakan oleh CNBC Indonesia dan menyusul Wolipop. Epic. 

Kali ini gue mau sharing mengenai persiapan pernikahan gue dan Roland. Backgoundnya adalah, gue beragama Kristen Protestan, dan Roland Katolik. Dari awal berpacaran, kita sudah membahas ketika menikah akan dilakukan dengan cara Katolik di gereja Roland.

Gue seneng sih dengan segala persiapan yang bisa dibilang lumayan santai dan kasual. Misalnya, pas beli cincin tunangan, gue bareng Roland, ponakannya dan mamanya. Kita beli di pusat penjualan emas di daerah Cikini biar harganya nggak heboh. Pas perjalanan pulang, mamanya suruh gue langsung pakai karena sudah dibeli. Okesip.

Di hari tunangan, kita makan bareng keluarga gue dan Roland berjumlah 2 meja dengan total yang makan 19 orang. Mantul. Kenyang, pulang :p

Terus gue bilang ke Roland, gue nggak mau foto prewedding. Males urus pake baju apa, make up terus ketawa-ketawa fake hahaha. Apalagi bayar paket foto prewed itu biasanya mahal-mahal banget ya cyinnn! Awalnya Roland kaget kok gue nggak mau, soalnya zaman sekarang kan prewed kayak “kudu” gitu ya. Cuma setelah gue komporin, dia terpengaruh, malah seneng kan jadi irit. Usul gue, kita foto pake jasa Sweet Escape aja waktu honeymoon.

Johana Roland
Biarlah foto prewednya diganti koleksi foto yang ada aja. Walau gue sama dia jarang foto.
Membina Rumah Tangga
Untuk persiapan pemberkatan di gereja Katolik, kami diwajibkan ikut program Membangun Rumah Tangga (MRT) yang sangat padat selama 2 hari. Program ini mengajarkan mengenai persiapan pernikahan dan berisi banyak sharing dari pasutri. Karena kelas ini sangat terbatas jadwalnya, jadi kami daftar dari jauh hari dan lega banget ketika sudah selesai. Kalau nggak lulus MRT, nggak bisa nikah cuy di gerejanya. Yang ikut programnya banyak banget nggak cuma yang bergereja di sana doang.

 

Btw rencana kita adalah, kita mau nikah sederhana banget. Jadi teman-teman dan relasi diundang di pemberkatan pernikahan pagi hari, lalu keluarga diajak makan siang. Gue bayangin biar nggak usah make-up ulang, pake baju heboh dan capek. Bayangin kelar makan siang langsung pulang, maen sama kucing.  

Yang nggak boleh lupa adalah, kita harus urus persiapan pemberkatan nikah ke sekertariat gereja. Kami booking jadwal yang masih available dan membayar administrasi. Jadi ketika sudah dapat tanggal pemberkatan, rasanya lumayan lega aja gitu. Lalu pararel sambil usur surat kelengkapan yang diperlukan gereja, bolak balik RT RW dan kantor Kelurahan untuk urus surat pengantar yang dibutuhkan. Pada proses ini gue lumayan kesal karena menurut kurang praktis, andai bisa diurus online akan sangat bersyukur deh. Intinya pas sudah lewat proses ini, super alhamdullilah!

Menuju pemberkatan, kami harus melewati proses kanonik, yaitu sesi ngobrol calon pengantin dan romo. Karena gue bukan Katolik, ketika kanonik gue harus membawa 2 saksi non keluarga yang bisa menyatakan kalau gue belum pernah menikah. Pas kanonik kelar, lega banget kayak centang 1 task lagi yang selesai!

Kita juga sudah booking venue untuk makan keluarga setelah pemberkatan. So far so good lah persiapannya. Tiket honeymoon sudah dipegang dari tahun lalu, dapet dari Epic Sale Traveloka. Kita beli tiket pulang pergi Jakarta – Melbourne hampir 9 juta sudah buat berdua. Gokil kan. Vendor dokumentasi sudah deal, tempat ninap sudah booking di Airbnb, Sweet Escape juga sudah dibooking. Sewa gaun yang murmer sudah dapat. MUA sudah deal, sudah test make up. Hasilnya akan membuat anda tercengang!!!

Sisanya tinggal persiapan minor-minorlah. Untung saja pada dasarnya emang nggak ribet. Sampai tiba-tiba, datanglah pandemi Virus Corona 19. Gue sendiri sempat apatis, terus berubah jdai khawatir karena pemberitaannya kok negatif semua ya? Gue dan tim sudah work from home. Tapi tiap Roland keluar ngurusin projek dia (dia punya biro interior) rasanya gue megap-megap. Apalagi dia sempat sakit, jadinya khawatir banget. 

Terkait Covid 19, kita juga cek ke gereja, apakah pemberkatan pindah jadwal atau  tetap? Untungnya kita dapat konfirmasi kalau jadwal tidak diubah karena kelengkapan persiapan kami sudah lengkap banget, tapi jumlah peserta pemberkatan nikah dibataskan. Soal ini gue lumayan sedih karena jumlah yang sangat terbatas, bahkan saudara kandung kami saja nggak semua bisa ikut. Tapi memang karena Covid 19 ini membuat gue berpikir, yang penting kita semua tetap sehat ya. Mendingan semua diam di rumah saja.

Pada prosesnya gue sudah di tahap apapun perubahannya gapapa pokoknya pemberkatan tetap bisa dilakukan deh. Dari pada diundur nggak tau sampai kapan, yekan?!

Akhirnya, kami tetap melakukan pemberkatan pernikahan, tapi tanpa mengundang teman dan relasi. Makan keluarga diundur ke akhir tahun, entah tanggal berapa itu pokoknya semoga pandemi Corona segera berakhir! Kami berharap ketika kami menikah, orang yang nggak ada kepentingan untuk keluar rumah lebih baik di rumah saja.

Untuk hari pemberkatan pernikahan, jadinya vendor dokumentasi, gaun dan make up kita undur saja. Untungnya mereka semua baik dan memaklumi, termasuk venue tempat makan keluarga juga menyanggupi perpindahan tanggal. Somehow gue seneng banget di hari-H bisa menjalankan dengan sederhana banget. Gue minta Roland jemput pakai kendaraan pribadi nggak usah pakai sewa-sewa mobil pengantin, buat apaan kan mana jalanan sepi bener? (Emang dari awal gue nggak mau pakai sewa-sewa mobil pengantin gitu).

133d8c2e-29e5-4aaa-bfa8-4af9fbb9e516
Akhirnya di hari-H gue dandan sendiri, modal beli kosmetik preloved sama tutorial Youtube. Lumayan lah yaaa

 

BACA JUGA: Hobi Belanja Barang Preloved

Baju Johana
Baju pemberkatan gue beli di Shopee cuma Rp 250.000. Pas pake berasa SO MUCH WIN!!! Tetap kelihatan bagus walau lemak berlebih gue menonjol.

 

Terus pas kita sudah siap ibadah, petugas gereja nanyain yang nikah sudah sampai atau belom. Lah gue sudah sampai dari tadi padahal. Mungkin saking sederhananya jadinya dia bingung hahaha. 

Karena beberapa teman minta prosesi nikah dimasukin ke Instagram Story, gue minta tolong ade gue buat dokumentasiin. Tapi kepotong-potong videonya lol. Pemberkatan berjalan dengan cukup cepat. 

 

Johana Kusnadi
Foto bareng dulu biar kayak pengantin baru
Processed with VSCO with a6 preset
SAH SODARA-SODARA!!!!

Processed with VSCO with a6 preset

Processed with VSCO with g3 preset
Foto lengkapnya
Processed with VSCO with a6 preset
Bokap gue foto sampe make masker dong
Processed with VSCO with a6 preset
Bareng saksi ^^

Processed with VSCO with a6 presetProcessed with VSCO with a6 presetKomplitProcessed with VSCO with a6 presetProcessed with VSCO with a6 presetJojo Roland keluarga rolandProcessed with VSCO with a6 preset

Maeve Flowers
Buket yang gue suka banget, buatan Maeve Florist
WhatsApp Image 2020-04-22 at 11.48.30
Di hari itu, klien yang nggak tahu gue nikah, malah ngingetin kerjaan XD Okesip besok saya berkerja, paduka!!!
Processed with VSCO with a5 preset
Selesai pemberkatan dan foto-foto, kita langsung pulang ke rumah masing-masing. Roland mulai tinggal bareng sama gue deh, ber-3 samaJon Snow si kucing. kelar foto ini, kita ganti baju nyantai, terus pesen bakmi. Chill!!!

13 thoughts on “Nikah di Tengah Pandemi Virus Corona

  1. Halo kak johana, mau tanya gereja katoliknya dimana dan namanya apa? Soalnya saya mau daftar buat kelas pranikah di gerejaku lewat online, langsung ludes nga kebagian

    Like

  2. Hi kak Johana..
    Saya dan pasangan jg merencanakan menikah tahun ini (dan sepertinya pandemi belum akan berakhir)
    Saya Katolik dan pasangan saya Kristen. Mau tanya kak, untuk saksi calon pengantin non katolik saat kanonik apakah harus beragama katolik atau yang penting mengenal calon pengantin? Trims kak

    Liked by 1 person

    1. Saksi kanonik tidak harus beragama Katolik yang penting romo bisa melihat hubungan saksi dengan calon pengantin cukup lama sehingga dia percaya kesaksiannya 🙂 Yang penting cuma untuk menyatakan yang non Katolik ga pernah menikah sebelumnya

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s