Setelah sepanjang tahun sepengen itu cobain Kindle Oasis, stalking terus review di internet, menyangkal diri kalau nggak butuh-butuh banget, terus stalking lagi, akhirnya gue menyerah dan membeli Amazon Kindle Oasis 10th Gen 7″ Adjustable Warm Light eBook Reader (with Audible 8GB, Waterproof, Bluetooth, with Ads, WIFI) Graphite. Ngotot pula cari yang bisa kirim hari itu juga langsung nyampe padahal belinya hari Minggu. Sebelumnya gue kepikiran … Continue reading Review! Ternyata Baca Buku Menggunakan Kindle Oasis Memang Enak Banget
Gue selalu berusaha untuk “membuang sampah pada tempatnya”. Tapi somehow gue merasa itu nggak cukup, gue nggak enak waktu sedang memproduksi sampah di rumah gue sendiri. Katakanlah, sampah dari sisa bahan makanan atau sisa makanan yang ada di tempat sampah gue, setelah sehari, pasti besoknya bau dan ada lalat kecil di dalam bak sampah. Gue aja megangnya udah ketakutan, gimana yang mengolah ya?
Sebetulnya gue sedang mencoba mempraktekan gaya hidup minimalis secara bertahap. Sekarang gue jarang banget belanja impulsif, bahkan suka beli barang preloved. Untuk mengurangi sampah produksi gue sendiri juga, sudah beberapa bulan gue nggak lagi menggunakan pembalut sekali pakai. Gue ganti pakai pembalut cuci ulang yang terbuat dari kain natural. Rasanya jadi lebih sehat karena nggak menggunakan pembalut yang dibuat dengan proses kimia, dan juga lebih “ngirit bikin sampah”. Ngirit duit juga karena nggak harus beli pembalut sekali pakai terus.
Sebelum gue menikah, hampir tiap hari gue pasti delivery makanan menggunakan Go-Food atau GrabFood. Kadang rasanya pengen masak sendiri biar lebih sehat dan nggak boros, tapi karena sehari-hari sambil kerjain kerjaaan buat klien ahensi jadinya suka berasa capek kalau harus masak lagi. Yaudahlah duit sendiri dan hidup sendiri ya bebas bagai burung cuy. Kadang sampe bingung mau pesan makanan apa padahal banyak pilihan di aplikasi.
Apalagi kalo masak, cucian numpuk. Sakit pinggang nggak lihatnya?
Tiba-tiba pandemi Covid-19 merajalela, jadi ada rasa khawatir untuk makan makanan dari delivery karena menyentuh kantong plastik paketnya saja gue takut. Untungnya suami gue suka masak jadi kita sepakat belanja mingguan dan biasanya kita ganti-gantian masak. Btw dia lebih sering dan niat masak dibanding gue, dan hasilnya enak semua.
Dan gara-gara Covid-19 gue sempet stres gundah gulana di apartemen, mencoba beradaptasi bertahan hidup di tengah situasi ini. Apa aja yang bikin stres? Nggak jadi honeymoon, nggak bisa keluar apartemen, khawatir akan hari esok, 2 klien nge-cut projek karena mereka kena efek pandemi, dst. Bete bets.
Tapi banyak hal juga yang positif. Misalnya, jadi lebih sering baca buku, nge-cut hubungan sama toxic people, hapus-hapusin subscribe apps yang nggak perlu, dst. Spark joy! Ahhh gue pengen nyobain hal baru!
Terus gue random pengen coba masak makanan baru dan menantang diri gue masak menu yang nggak pernah gue bikin, selama 30 hari! Dimulai dari 28 Mei 2020.
Dan tentu saja di tengah jalan menghasilkan masakan yang gagal total! Dan ada beberapa hari skip karena berbagai alasan seperti sudah kenyang karena makan makanan dari luar, masak comfort food yang bukan resep baru. Ada ajalah halangan dan rintangannya macam Tong Sam Cong ambil kitab suci ke Barat. Tapi hasilnya not bad! Dari 54 hari, gue bikin 30 makanan atau minuman baru! Achievement banget ini buat gue.
11. Juni 2020. Gue lagi di titik tergendut dalam hidup gue, akhir-akhir ini berat badan gue 65-67 kg. Berat banget. Gue nggak nyaman liat diri gue pas ngaca, baju dan celana juga ada yang jadi sempit banget. Gue sadar hidup gue yang seputar di apartemen terus, diem di dalam ruangan bikin stres dan malah jadi males gerak. Gue juga selalu tidur larut dan bangun kesiangan dalam keadaan capek. Jadi gue merasa perlu ada perubahan nih di gaya hidup gue ini!
Lalu 11 Juni 2020 super malam, tiba-tiba nemu video Sadia Badiei di Youtube.
OMG.
Apalagi quotes ini bener-bener BENER banget kan! Semua sobat snooze tos dulu! (Source picture)
Gue pengen banget bisa jadi morning person. Kayaknya kalo bisa mengalahkan diri buat bangun dari ranjang pagi-pagi, banyak hal yang bisa dilakukan dengan lebih segar. Goals gue nggak muluk deh. Kalau bisa dalam seminggu bisa bangun pagi dan memulai hari dengan to-do list yang udah dipikirin sebelumnya aja, udah bagus!Continue reading “You Snooze, You Lose!”
Cerita awalnya adalah, suatu pagi Roland (tunangan gue) bawain Lumpia Udang buatan nyokapnya yang selama ini suka dia ceritain sebagai masterpiece gitu. Dia bilang harus digoreng dulu kan tuh, trus dia pergi deh. Nah, gue iris-iris, dan siap buat ngegoreng, tapi saking lapernya, gue cemilin 1 potong yang belom digoreng. Kaget gue. Enak banget! Endingnya, potongan-potongan Lumpia Udang yang belom digoreng itu malah gue … Continue reading Harus Cobain Lumpia Udang Ternikmat dari Aroma Masakan Tetangga
Jadi, gue punya beberapa masker. Mulai dari masker buat nyabut komedo ke neraka, sampe masker muka yang dipake waktu tidur. Sebenarnya gue nggak serajin itu perawatan, tapi ya berusaha aja yekan. Karena belom cukup tajir buat investasi di tas mahal, jadi investasi berusaha rajin skin care sama perawatan di rumah aja dulu. Tapi masalahnya adalah, karena maskernya lebih dari satu, dan nggak selalu gue pakai … Continue reading Masker Mahal Kadaluarsa: Buang Atau Simpen di Kulkas?
Disclaimer: Gue tulis ini tanpa dibayar ataupun disuruh oleh siapapun. Tulisan ini murni gak tahan gue tulis untuk menceritakan experience yang gue alami. DHARRR. Sebelumnya gue share dulu beberapa ketidaknyamanan gue dalam experience baca buku fisik atau e-book di smartphone: Suka baca sebelum tidur, tapi kadang ketiduran dengan lampu masih kebuka sampe pagi. Sedih akutu berasa boros listrik. Sedangkan nggak mungkin gue baca buku fisik … Continue reading Baca Buku Pake All-New Kindle Paperwhite (Waterproof)
Judul ini buat menampar diri gue sendiri. Yha, gue lagi stop beli buku dan berkomitmen baca-bacain dulu buku yang gue punya. Tida lagy tertarik diskon, buy 1 get 1, pasar buku murce, dst. Tahan diri akutu.
Gue ingat waktu kecil gue suka bercocok tanam. Dulu gue tinggal di ruko yang memiliki 5 lantai, di mana lantai 5 full dijadikan taman sama bokap gue. Dari 4 bersaudara yang tinggal di ruko itu, entah kenapa gue doang yang suka menanam. Gue sering mau menyendiri dan merawat tanaman gue. Gue ingat gue pernah bikin 1 rooftop gue penuh dengan bunga matahari setinggi 1,5 meter … Continue reading Bercocok Tanam di Rumah dan Menanti Panen
Disclaimer: Gue tulis ini tanpa dibayar ataupun disuruh oleh siapapun. Tulisan ini murni gak tahan gue tulis untuk menceritakan experience yang gue alami. DHARRR. Nah, belakangan gue suka beres-beres apartemen. Sebagian barang yang tidak terpakai, gue sumbangin, dan sebagian lagi gue jual preloved lewat beberapa apps ataupun cuma share di Instagram Story akun gue. Lalu beberapa teman yang menilai akun gue terlihat cukup … Continue reading Cravar, Leather Goods Lokal dengan Kualitas Produk dan Pelayanan yang Bagus Banget!
Kadang kita menjalani sesuatu dengan penuh dengan rasa percaya. Dalam hubungan pertemanan, pacaran, pernikahan, dan juga hubungan pekerjaan. Terkadang kalau nggak waspada dan cerdas, hal ini bisa menjadi sebab dari masalah. Sangat naif kalau mikir semua orang oke dan baik, percaya orang cuma dari omongannya aja. Bandit ada di mana-mana, dan bisa aja banditnya kelihatan keren.
Gue menyadari salah satu isu yang sering menjadi batu sandungan adalah, nggak ngerti hukum ataupun nggak bikin kontrak kerja yang jelas. Belom lagi pake jasa hukum tuh kesannya mahal. Sobat kismin macam gue mah, seperti hanya bisa melihat dari bangku rakyat jelata. TAPI KAN PENGEN NGERTI YEKAN, PENGEN BELAJAR.
Karena itu, suatu hari gue berpikir untuk menulis topik ini dengan memberikan 5 study case nyata, tapi disertai tanggapan dari praktisi yang aktif di bidang hukum. Iseng gue tulis di instastory gue dan minta 5 teman yang punya pengalaman dan mau sharing terkait topik ini bisa cerita ke gue. Baru bentar aja ternyata banyak yang nge-DM gue, sampai akhirnya postingan story itu gue hapus. Makanya artikel ini cukup panjang karena memuat 10 studi kasus. Wadu wadu wadu.Continue reading “ARTI PENTINGNYA: Kontrak yang Jelas dan Perlindungan Hukum”
Seperti yang sudah gue bahas di artikel sebelumnya, 11-16 Mei 2018 lalu gue jalan-jalan ke Tokyo, Jepang. Sebenarnya nggak banyak agenda tertentu, cuma mau makan sushi aja sama nyobain Tokyo Disneysea. Tapi tau-tau ada teman yang ngasih tau rombongan kita kalau di Tokyo lagi ada International Art Event – Design Festa 2018 di Tokyo.
Setelah diajak ko Yudhanegara Njoman, salah satu Lord (maaf gue lagi nonton Game of Throne lagi) nya acara ini, 8 Juli 2018 gue mampir ke ComicFest ID 2018 di Epiwalk, Jakarta. Shenang banget sih ke sini, karena gue udah jarang banget mampir acara pop culture yang relate sama komik gini. Apalagi lokasinya dekat banget sama apartemen tempat gue bersarang. Kalo mau jujur, pas awal … Continue reading Main ke ComicFest ID 2018 di Jakarta
Ini lanjutan artikel gue sebelumnya: “Sobat Kismin ke Jepang #Part 1”, mengenai perjalanan liburan gue ke Jepang 11-16 Mei 2018. Jangan bosen ye. Di Tokyo, para #SobatKismin nyewa tempat tinggal dengan Airbnb di daerah Nakano-ku. Ini tempat tinggal enaknya udah kayak kulit ayam KFC. Bayangin, karena patungan dengan para #sobatkismin, gue cuma bayar $73,2 untuk menginap 4 malam (12-15 Mei 2018). Fakta hokinya adalah, menurut artikel “Airbnb … Continue reading Sobat Kismin ke Jepang #Part 2
Masih dalam rangkaian cerita gue dari artikel sebelumnya: “Sobat Kismin ke Jepang #Part 1″, salah satu yang mau gue share adalah tentang Tokyo DisneySea.Habis itu, baru deh artikel “Sobat Kismin ke Jepang #Part 2”.
Waktu direkomen para #SobatKismin buat ke Tokyo DisneySea, gue agak males. Gue pikir paling sama aja sama Dufan, di mana terakhir gue pergi ke sana pas SMP, besoknya gue mimisan dan sakit panas. Cupu. Tidak berani main wahana yang seram. Jadi males. Tidak excited.
Tapi waktu gue nyamain Tokyo DisneySea sama Dufan, gue dibully oleh para #SobatKismin. Oke gue beli tiketnya di Traveloka, harganya Rp 941.499,-. Jir, karena mahal, gue berekspektasi tinggi banget. Misalnya di sana bisa ngobrol sama Elon Musk (ITU MAH KE SPACE X, COT!)
Pas nyampe, para #SobatKismin sadar gue melakukan keblunderan. Tiket gue beda sendiri. Gue belinya…. tiket Tokyo Disneyland. Untung di sana bisa dituker, cuma gue harus nambah 900 Yen. Mana jalan kaki buat nukernya jauh banget pula T.T kubersala sama para #SobatKismin. Kusayang semuanya.
Tokyo DisneySea adalah taman hiburan di bawah Disney Franchise. Makanya di sana wahananya bakalan Disney banget deh. Untuk ke kawasan wahana, pengunjung yang sudah megang tiket Tokyo DisneySea bisa naik kereta yang super lucu ini. Tapi bayar. Kalau jalan kaki emang jauh sih.
Akhirnya gue bisa jalan-jalan ke Jepang :’) Sujud syukur. Gue dapet harga tiket pulang pergi Jakarta-Tokyo di Air Asia kurang lebih 4juta rupiah. Ketika kita udah beli, ehhh mereka keluarin promo yang lebih murah terus. Yha.
Gue bikin visa Jepang di VFS.Global, agen pengajuan visa Jepang di Indonesia. Gue denger kalau yang punya e-passport bikin visa Jepang gratis ya, gue udah seneng aja tuh. Tapi sampai di kantor VFS, gue baru tau kalau punya gue bukan e-passport. Maklum, manusia berpengetahuan umum rendah. Punya gue yang kiri. Yang kanan tuh e-passport ada chip di bawahnya. Jadinya bill gue buat bikin visa Jepang di sana (termasuk cetak foto, biaya agen dan kurir anter visa ke apartemen) kalau nggak salah 600ribuan. Untung nih agen kantornya di deket rumah, sama-sama kuningan. Jadi nggak bete-bete banget.
Jujur gue takut aplikasi visa gue ditolak, soalnya nggak dikasih tau parameter diterimanya gimana. Keder kan. Karena bukan e-passport, gue kudu kasih mutasi rekening selama 3 bulan. Parnonya, jangan-jangan gue dinilai terlalu #sobatkismin terus visa gue nggak diapprove. Tapi ternyata diapprove. Luff!
Gue pergi cuma sebentar sih, ninggalin rombongan balik duluan ke Jakarta, karena 20 Mei 2018 si Kusnadi Medium bakalan married. (TERUS NGASIH TAU TANGGAL MARRIEDNYA PAS GUE MAU BELI TIKET, ANJIR). Jadi gue efektif jalan-jalan cuma 12-15 Mei 2018 karena 16 Mei pagi gue harus udah jalan ke bandara Narita.
FYI, di luar tiket Tokyo DisneySea, untuk perjalanan ini gue membawa 40.000 Yen dengan nilai tukar Yen, Rp 128,7,-
Ada pertemuan ada perpisahan. Seperti yang sudah gue ceritakan sebelumnya, gue kerja fulltime di Tempo Institute dari Januari 2017. Dan pada tanggal 30 April 2018 kemarin, gue mengakhiri masa jadi fulltimer Strategic & Operational Development (title doang lah ini, ada kerjain beberapa jobdesk lain sih) di sana.
Namun hari itu nggak cuma gue yang cabut sebagai fulltime consultant. Guster Sihombing, salah satu team Tempo Institute memutuskan menjalani petualangan baru di perusahaan lain.
Jadinya akhir bulan kemarin, dibikinin deh acara perpisahan kecil-kecilan sama ibu suri, Direktur Tempo Institute, Mardiyah Chamim. Terima kasih untuk ajakan bergabung di team ini
Contoh bhineka tunggal ika. So sweet
3 ular beludak. Batak – Cina adu gaya. Yang lebih keren dapet angpao.
Foto keluarga Tempo Institute. Dari kiri: Sinta Rachmawati (kulitnya mulus gegara minum banyak air putih), Pompila Nasril (keuangan), Dahlia Iskan (community girl), Martin Rambe (miracle guy, dengan managemen keuangan tingkat dewa), gue (di TI biasa dipanggil “Cik Jojo”), Saepul Al Wawan (mahasiswa korea lagi duduk), Etha Handayani (gue tunggu dia usaha kuliner, enak banget masaknya), Jefry Adhipardana (temen maen badminton), Putri (kalem keibuan), Mardiyah Chamim (Ibu Suri). Guster Sihombing (bijik mata berbisa), Sherlina Eoudia (lidah berduri), Fadhli Sofyan (fans berat Vagetoz), Yus Ardiansyah (Pakep), Dewi Angganis (keuangan)
Sebenarnya ada beberapa team yang baru masuk dan nggak sempet ikutan photoshoot session ini, Nenes, Alya dan Putri.
Gila sih, dari yang sebelumnya beberapa kali kerjasama dengan Tempo Media Group sampai kemarin hampir setengah tahun fulltime di Tempo Institute, gue bener-bener belajar banyak hal baru. Nggak bisa dinilai dengan uang deh. Bisa sih, soalnya badan gue gemukan, anggep aja makmuran.
Karena gue mengagumi arsitektur gedung Tempo Media Group, gue pingin share juga nih di sini beberapa dokumentasinya. Asli keren. Kantor Tempo Institute berada di Gedung ini, bertempat di Palmerah, Jakarta, yang isinya semua anak perusahaan Tempo Media dengan ratusan team. Hal yang menarik adalah bisa menambah teman dan kolaborasi antar perusahaan. Anyway gue bersyukur banget bisa kenal semua teman-teman di sini maupun partner dan klien yang sempat berinteraksi sama gue.
Gedung Tempo Media Group ini dirancang oleh DHDT Architec, Didi Haryadi dan Danang Triarmoko. Ide mereka yang didiskusikan juga dengan team Tempo menghasilkan konsep bentuk bangunan Gedung Tempo Media Group diisnpirasi dari bentuk tumpukan beberapa bundel majalah Tempo, yang digeser sedikit memutar.
Menurut gue video ini keren parah sih. Indonesia banyak banget tempat-tempat kece badai, dan bagus banget kalau bisa dipromosikan dengan baik. Ya, asal pas tempatnya rame, turis nggak nyampah aja sih.
Gue juga mau share tentang salah 1 objek wisata kita ah! Hahaha.
Siapa yang pernah ngerasa insecure? Bohong banget sih kalo gue nggak pernah insecure. Kadang sampe sekarang gitu sih. Ngerasa kurang cakep (rambut lepek melulu, itumah salah sendiri nggak keramas), nggak pinter, belom ada pencapaian. Apalagi nih udah 2018, sebentar lagi tambah tua, dan kadang berasa belom ngapa-ngapain.
Terakhir kali gue bikin CV udah lama banget, 2012, sebelum gue jalanin tugas akhir college, gue ngelamar magang ke Caravan Studio biar ketika kelar sidang akhir gue bisa langsung magang. Setelah itu, gue nggak pernah ngelamar kerja apalagi bikin CV. Tapi ada beberapa pengalaman mereview pelamar kerja ataupun interview orang yang mau ngelamar kerja. Ada yang asik, ada yang zonk.
Nggak pake lama deh. Nih beberapa tipe pelamar kerja/magang yang menurut gue zonk. Ga asik aja gitu.
Tipe yang sekali ngelamar ke banyak tempat, copy paste copywritting lamaran kerja dia, trus lupa ngedit nama perusahaan yang mau dilamar.
Gue rasa 90% semua orang yang dapet email lamaran pekerjaan pernah mengalami ini.
27-31 Desember 2017, gue dinas menemani Klan Kusnadi berlibur di Jogja. Seperti biasa kita nyari tempat menginap yang non mainstream dan nggak mahal. Tepatnya ade gue si Kusnadi kecil. Dia yang nyari, gue terima beres. Kalau terakhir sebelum ini, ketika gue pergi sendiri ke Jogja, gue ninep di Ngadiwinatan Homestay di daerah Malioboro. Kali ini mau nyobain yang lain dong ah.
Ini tampilan online kamar di Pondok Sare. Dari dulu gue penasaran rasanya ninep di hostel tuh gimana, tapi rasanya gimana gitu kalau sekamar sama orang yang nggak dikenal. Tapi karena dalam perjalanan ini gue berangkat ber-4 (gue, adik gue si Kusnadi kecil, kakak gue si Kusnadi medium dan pacarnya Kusnadi medium), jadi sekamar sama orang yang dikenal semua.
Salah satu preview Pondok Sare di gallery onlinenya di Booking.com, bule-bule lagi asik rendeman kaki di kolam. Dan gara-gara picture ini, adek gue ngotot mau nyobain ninep di sini dong.
Kata Kusnadi kecil, untuk 3 malam, harganya cuma 1,52 juta rupiah. Karena gue ninep ber-4, berarti seorang jatohnya cuma 380 ribu. Semalam cuma 126 ribuan. Kan gilak. Tau nggak apa yang lebih gilak lagi? Harga segini udah sama free breakfast setiap hari. APPROVED!
Sebelumnya gue pernah menulis tentang salah satu sahabat terdekat gue, kucing terliar di dunia, Faza Meonk, di artikel PERJALANAN FAZA MEONK SI KUCING LIAR YANG LINCAH yang menceritakan tentang kisah Faza dari kecil hingga sepintas bagaimana proses perkembangan dia di industri kreatif Indonesia. Dia adalah pencipta karakter fiksi yang bernamaSi Juki.
Dan kemarin, 6 Januari 2017, gue nobar Si Juki The Movie bareng kumpulan sahabat yang sudah seperti keluarga. Makanya gue bilang kayak imlek. Gue senang banget, karena semua pada sibuk dan bisa dikumpulin untuk nobar kita. (Source image)
2-5 Juli 2016 gue jalan-jalan sama saudara gue ke Batu, Malang. Sebenarnya sih gara-gara ade gue dapet tiket pulang pergi gratis Jakarta Surabaya naek pesawat Garuda. Kan lumayan yak. Jadi dari Surabaya kita tinggal melipir ke daerah Batu, Malang, dan nyobain banyak tempat wisata.
Apalagi seinget gue waktu itu load kerjaan gue lumayan amsiong jadi gue mau jalan-jalan aja ah!
Sejatinya terkadang gue bisa mudah sekali lupa. Karena itu sekarang gue menulis dan terkadang foto-foto biar bisa inget momentumnya.Apalagi gue jarang jalan-jalan. Yaudah biar nggak cuma nganggur di hp gue, foto dokumentasinya mau gue share di sini. Terus yang di hp gue delete biar hp nggak lemot. Dan kapanpun gue mau mengingat, tinggal cek blog gue sendiri. Asik gak tuh. Continue reading “Gue bersama Klan Kusnadi Liburan ke Batu, Malang”
Saat menulis artikel ini, gue sedang ada di Bali. Jadi, 14-17 Desember 2017 gue ada di Bali karena salah satu teman baik gue akan menikah di tanggal 16 Desember 2017. Tentu saja tanpa berpikir dua kali, dari jauh hari gue langsung booking tiket dan penginapan untuk mempersiapkan kehadiran gue ini. Tapi sisa waktunya, gue lebihin biar bisa nongkrong sambil kerja di berbagai tempat di sini. Bali gitu loh. Ya sekalian dong ah seneng-seneng dikit.
Karena yang sekarang gue pakai adalah laptop kantor, dan laptop pribadi gue udah semacam gue hibahkan ke kakak gue, jadi sepertinya gue harus beli laptop personal yang baru.
Yang pasti karena kelihatannya gue akan mobile banget seperti biasa, gue mau laptop yang batrenya kuat dan bodynya enteng. Enteng banget. Karena kalau nggak kan berat tuh. Terus gue mau yang praktis, nggak lemot dan memudahkan hidup gue.
Intinya kebutuhan gue itu biasa untuk nulis, research, bikin presentasi dan konsep, kadang pakai Adobe Photoshop dan ilustrator, juga kebutuhan pendataan dan koordinasi kerjaan. Gue nggak mau kalau lemot.
Akhirnya awal Oktober 2017, gue order Macbook dari salah satu e-commerce. Lumayan banget kan, beratnya nggak nyampe satu kilogram. Sambil harap-harap cemas barangnya sampai, tau-tau ordernya dibatalkan karena barangnya kosong. Terima kasih loh PHPnya ^^. Apa gue beli Microsoft Surface Pro ya? Atau ipad pro? Tapi nanggung kalo ipad karena OSnya sama kayak iphone. Tapi gue pengen kepraktisan tab! (Banyak lagak, kayak ada duit buat beli aja! COT)
Sambil sedang menimbang-nimbang lagi mau beli komputer apa, beruntungnya Elizabeth R. Pabunag, Corporate Communication dari Dell Indonesia, berbaik hati mau minjemin unit komputer Dell ke gue. XPS 13 2in1, harganya 27,999,000,-. Oke, gue langsung stalk di Youtube, apalagi katanya besok unit Dell ini akan dianter sama agencynya ke apartemen gue. Yesh! Tapi gue cuma mau lihat video advertisingnya aja, bukan video review. Biar gue nggak ekspektasi gimana-gimana, langsung ngerasain sendiri.
Menarik juga sih. Btw gue nggak akan nulis tentang detail spesifikasi produk yang lo bisa baca langsung di websitenya, gue cuma mau komen dari pengalaman gue menggunakan produk ini aja.
Sabtu, 30 September 2017 gue main ke Museum Wayang yang berada di area Kota Tua, Jakarta, Indonesia. Habisnya dari pada gue jadi jelata gara-gara boros main ke mall mulu, mendingan gue main ke museum aja. Itung-itung makin pinter. Kayaknya banyak museum di Indonesia yang oleh uga. Kan jadi pengen nyamperin.
Rumah, tempat pandangan mata memulai dan menutup hari. Yah, walaupun untuk beberapa teman dari profesi tertentu kadang tidak mendukung statement ini, karena seringkali begadang di kantor. Tapi buat gue, rumah yang nyaman berpengaruh besar untuk memfasilitasi me time gue, waktu beristirahat, maupun berkarya di luar office hour. Penampakan keadaan rumah/kamar mencerminkan kepribadian orang yang tinggal dan merawat kediamannya.
Terus, gue mau beres-beres rumah. Soalnya berantakan kayak bubur ayam yang diaduk. Enak sih, tapi berantakan. Tepatnya bukan rumah sih, tapi apartemen. Mungkin ini bukan bulan yang lazim untuk beres-beres rumah, masih September gitu. Biasa kan orang beberes sebelum tahun baru ya. Tapi, gue ngerasa mau membuang banyak hal yang sebenarnya nggak berguna di kediaman gue. Daripada bikin mumet.
Idenya dari sini sih. Tapi gue nggak segininya juga.
Menurut gue musik adalah salah satu mahakarya ciptaan Tuhan. Agung. Musik dapat menyampaikan emosi, negatif maupun positif. Musik menjadi salah satu media untuk menyuarakan isi hati. Seringkali gue menikmati menonton video klip musik favorit. Menikmati waktu sambil menikmati karya musik seniman.
Kali ini gue cuma ingin berbagi beberapa karya musik para manusia yang suaranya bikin jeger, membuat gue sangat menikmatinya. Kali aja kan lagi pada nyari lagu baru buat masuk di playlist. Nemenin lembur. Hahahaha.
Dari kecil gue suka baca komik. Cuma, waktu kecil kadang kalau ketahuan sama nyokap, yang ada diomelin. Katanya baca komik nggak bikin pinter. Jadi, dulu gue sering banget baca komik yang diumpetin di dalam buku pelajaran gue. Kira-kira begini nih.
Lewat http://chester.linkinpark.com/ band Linkin Park mengajak untuk memberikan pertolongan kepada circle kita yang membutuhkan pertolongan terkait. Ungkapan belasungkawa dari seluruh dunia juga terus bermunculan.
Laporan WHO 2012 menyatakan ada 9.105 kasus bunuh diri di Indonesia. 5.206 kasus diantaranya terjadi pada perempuan.
Alasan bunuh diripun berbeda-beda. Dari yang masalah serius, sampai masalah yang terlihat konyol di mata beberapa orang.
Sebelum ada yang salah paham setelah baca judul di atas, gue kasih tau. Gue bukan agent asuransi. Jadi jangan kasih reaksi kayak gini yak! Hahahaha.
Oke, cerita dimulai.
Suatu hari gue ketemuan dengan seorang teman yang dulu menempuh pendidikan bareng di SMP Santo Yoseph, Jakarta. Waktu ketemuan, gue kaget, nih anak nggak berubah ya secara fisik dibanding dulu. Kayak sama aja gitu sama dulu ahahahha. Terus dia juga ngomong. “eh kok lo nggak berubah ya Jo? Ahahahahahah.” Trus:
“Eh Jo, tapi kok sekarang lo tompelan sih? Dulu kan nggak? Itu idung lo jadi ada tompel gitu.”
“Hah? Ini tompel kan dari dulu ada Ki.”
Heng
Ahahaha tapi kalau emang temen gue ga inget yaudahlah ya. Wajar juga sih nggak inget, terakhir ketemu aja pas SMP. Sekarang udah bangkotan. Yaudahlah ya.
Memang orang lain nggak punya kewajiban untuk memperhatikan diri kita. Tapi kita berkewajiban memperhatikan diri kita sendiri. Contohnya bagaimana kita memutuskan bekerja di mana, bagaimana pola makan dan apa yang kita asup, bagaimana mengatur keuangan kita, dengan siapa kita bersahabat, dan yang saat ini mau gue bahas adalah mengenai asuransi ataupun bentuk jaminan kesehatan lainnya.
Asuransi kesehatan ataupun BPJS itu penting, pake banget. Tapi banyak yang belum mengerti, jadi nggak mau spending uang untuk hal ini. Karena nggak ada benefitnya aja gitu kayaknya. Apalagi kalo dompetnya kayak gini, jaminan kesehatan jadi kayak buang duit ke laut
Gue sendiri dulu mikirnya, dalam asuransi gue akan diharuskan membayar premi tiap bulan, dan kalau tetiba gue kenapa-kenapa maka premi tiap bulan yang gue tanam bakalan hangus. Kayak asuransi mobil gitu. Tapi ternyata asuransi itu ada bermacam-macam! Continue reading “Jaminan Kesehatan Tuh Penting Pake Banget”
Di artikel sebelumnya gue sudah bercerita kalau 24-27 Mei 2017 lalu gue berlibur ke Singapura. Pada 23 Mei 2017 pagi, Veriyanta Kusuma, Instagram Community Engagement Manager yang berkantor di Singapura, ngejapri gue karena ngeliat postingan gue di social media kalau gue lagi di SG. Akhirnya, sore itu kita mampir ke kantor Facebook dan Instagram di sana.
Kantor Facebook dan Instagram bertempat di South Beach Tower. Gue ngeliatin cctv, cctv ngeliatin gue
Jadi, 24-27 Mei 2017 kemarin, untuk pertama kalinya gue berlibur ke luar negeri. Karena impian untuk melihat aurora secara langsung di Finland kejauhan (baca: kemahalan) buat gue yang masih jelata, jadi kita jalan-jalan ke Singapur.
Mungkin nanti, minimal gue photoshopin diri gue dulu di picture ini. Ceritanya lagi ke sana ._. (Source pic)
Sebelumnya gue pernah bercerita tentang Popo, nenek gue yang walaupun kakinya susah digunakan untuk berjalan, tetapi setiap hari beliau berlatih melangkah tanpa disuruh oleh siapapun. Setiap hari banget loh ini. Sabtu kemarin, 8 April 2017 gue menyempatkan diri menginap di rumah Popo biar nggak jadi cucu murtad. Ashek.
Gue sampai di rumah Popo pada sore hari. Ketika gue tiba, Popo sedang nonton sendirian di rumah karena memang biasanya tante gue yang tinggal di sana punya kesibukan menjaga tokonya di salah satu pusat perbelanjaan gitu. Biasanya tante gue baru sampai rumah jam 7 malam.
Sebagai cucu jelata gue cuma membawakan apel dan anggur untuk Popo dan tante gue. Anyway gue pernah dengar mitos kalau lo nggak bisa diet kalau sedang di rumah nenek. Oke buat gue mitos itu bener. Popo langsung mau masak buat gue. Ha? Masak? Bukanya buat berjalan aja dia harus menggunakan alat bantu ye? Continue reading “Nenek gue ngehits”
Tau nggak kalau emosi itu bisa menular? Misalnya nih ya, kalau lo lagi bete, terus lu berada di antara orang yang lagi cheerful, mood lo bisa bertambah agak baik. Sebaliknya, misalnya lu lagi seneng nih karena naik gaji. Rasanya langsung pengen ajak gebetan nonton film Ghost In The Shell gitu deh. Pulang-pulang, ngelihat orang rumah mukanya lagi pada cemberut. Kan gak asik aja ya gitu bawaannya. Jadi antiklimaks aja senengnya gitu loh.
Doc 23 Septermber 2015, waktu geng pertemanan lagi main ke Bandung. Di situ semua shenang hepi-hepi. Foto-foto ^^ Bayangin kalo tau-tau ada yang bete gak jelas, suasana jadi ga enak, jadi butsu. Semua ikut surem. Emosi belarakan.Continue reading “Bagi Tuh Rejeki, Jangan Bagi Sampah”
5 Maret 2017, gue iseng melakukan postingdiskusi di akun Facebook pribadi gue. Dalam waktu 11 jam, pertanyaan ini direspon oleh 45 responden yang 86,7%nya berasal atau dekat dengan industri kreatif.
Menarik sekali melihat respon setiap orang yang memberikan pandangannya pada hasil survey di atas. Mayoritas mengatakan yang mahal itu bukan idenya, namun “eksekusinya.”