27-31 Desember 2017, gue dinas menemani Klan Kusnadi berlibur di Jogja. Seperti biasa kita nyari tempat menginap yang non mainstream dan nggak mahal. Tepatnya ade gue si Kusnadi kecil. Dia yang nyari, gue terima beres. Kalau terakhir sebelum ini, ketika gue pergi sendiri ke Jogja, gue ninep di Ngadiwinatan Homestay di daerah Malioboro. Kali ini mau nyobain yang lain dong ah.
Pilihan rekomendasi Kusnadi Kecil jatuh kepada Hostel Pondok Sare. Katanya sih murah dan pas dia lihat di gallery onlinenya, tempatnya asik.Ini tampilan online kamar di Pondok Sare. Dari dulu gue penasaran rasanya ninep di hostel tuh gimana, tapi rasanya gimana gitu kalau sekamar sama orang yang nggak dikenal. Tapi karena dalam perjalanan ini gue berangkat ber-4 (gue, adik gue si Kusnadi kecil, kakak gue si Kusnadi medium dan pacarnya Kusnadi medium), jadi sekamar sama orang yang dikenal semua.Salah satu preview Pondok Sare di gallery onlinenya di Booking.com, bule-bule lagi asik rendeman kaki di kolam. Dan gara-gara picture ini, adek gue ngotot mau nyobain ninep di sini dong.Kata Kusnadi kecil, untuk 3 malam, harganya cuma 1,52 juta rupiah. Karena gue ninep ber-4, berarti seorang jatohnya cuma 380 ribu. Semalam cuma 126 ribuan. Kan gilak. Tau nggak apa yang lebih gilak lagi? Harga segini udah sama free breakfast setiap hari. APPROVED!
Dan akhirnya gue tiba di Jogja. Dan di Pondok Sare.
Tampang lepek gue mejeng bersama Mbak Cici, Front Officer di Pondok Sare. Ramah banget. Kita langsung registrasi ulang berdasarkan bookingan yang sudah dilakukan sebelumnya, KTP difotokopi dst. Waktu gue ninep di sini, katanya sih, Pondok Sare baru dijalankan selama 6 bulan. Baru banget.Karena kondisi kamar tidak boleh dikunci, masing-masing kepala yang menginap, mendapatkan 1 kunci loker untuk menyimpan barang berharga.
Ada mini bar untuk duduk-duduk gemes. Lu juga bisa masak menggunakan kompor dan peralatan masak yang tersedia di sini, tapi udah kelar dipake harus dicuci sendiri. Tempatnya cukup cozy lah.
Again remainder untuk peraturan “nyuci piring dan gelas sendiri”Dan yang menyenangkan juga, ada layanan laundry yang murah dan cepat, jadi nggak perlu pulang dengan membawa banyak baju kotor. Bisa jadi penyelamat buat tipe-tipe yang biasanya bawa kolor dengan jumlah pas-pasan, terus kalau kurang jadinya harus side A side B (if you know what I mean). Kesel. Jiji.Di ujung ada sofa untuk duduk-duduk cantik. Bisa ngobrol ataupun nongkrong baca buku santai.Disediakan colokan listrik juga, jadi lo mau ngemper-ngemper sambil ngecharge juga bisaKalau pagi kayak gini nih penampakannyaTerus kalau ke pintu di dekat sofa, ternyata di luar terdapat kolam dan tempat duduk cantik.Spot yang di iklannya Pondok Sare, ada bule-bule nongkrong sambil fish teraphy ituloh
Ada pojok untuk duduk santai, dengan menyediakan rak buku yang isinya bisa dibaca gratis
Pajangan yang bikin awkward. Terus adik gue bilang, yang kiri mirip Ariel PeterpanFree flow kopi, teh, dan air putih. Tinggal ambil sendiri di sini
Knock knock, pintu kamar penginapanAda banyak artwork yang terpajang. Enak, artsy-artsy gimana gitu
Dan tersedia meja-meja buat terserah lu mau ngapainlah. Mau kerja kek karena di sini free wifi, mau sarapan kek, mau nongkrong aja ya terserahlah. Picture ini gue fotonya pas malem, jadinya agak gelap.Seharusnya kita bisa menitip jemur baju di halaman belakang, tapi kata penjaga hostel, lagi nggak bisa karena ada renovasi. Dan mereka bikin mural kayak gini. Kan totalitas ya.
Pemandangan kubikal ranjang yang gue tutup tirainya. Cukup nyaman. Bisa nyalain lampu sendiri di dalam kubikal, jadi nggak mengganggu penduduk sekamar karena lampu utama bisa ditutup. Cocok buat kalong macam gue.
Mood gue nyobain ninep di Pondok Sare, seasik lagu Elastic Heart by Reality Club.
Dengan harga segini, menurut gue fasilitas mereka to the max banget. Nggak heran di Booking.com, ratingnya 9,3. Kan jadi enak di gue. Kalian pernah cobain hostel di mana lagi yang seru? Ceritain di kolom komentar yak!