Karya Yang Punya Power

Dari kecil gue suka baca komik. Cuma, waktu kecil kadang kalau ketahuan sama nyokap, yang ada diomelin. Katanya baca komik nggak bikin pinter. Jadi, dulu gue sering banget baca komik yang diumpetin di dalam buku pelajaran gue. Kira-kira begini nih.

baca buku
Tampak depan, berfaedah. (Source pic)
komik
Padahal, dalemnya begini. (Source pic)
read comic meme
Terus ketahuan. Nasib.
Jokowi Juki
Curang. Padahal Presiden Jokowi aja baca komik T__T (Source pic)

Slamdunk
Salah satu komik favorit gue sejak SMP adalah “Slamdunk” karangan Takehiko Inoue. Slamdunk menceritakan tentang Hanamichi Sakuragi, anak SMA yang cintanya ditolak melulu sama cewek, dan terakhir ketika mengenal Haruko Akagi, cewek gemes di sekolahnya, dia pura-pura suka main basket biar ditaksir sama Haruko. Sakuragi bergabung dengan team basket sekolahnya dan jadi suka sama basket beneran. Slamdunk mempengaruhi masa remaja gue menjadi excited akan olahraga ini.  Sampai-sampai pas SMP gue ikutan team basket sekolah, walau gue nggak jago dan selalu jadi pemain cadangan hahaha. Tapi seru aja maen basket gara-gara gue keseruan baca komik Slamdunk.
SLAMDUNK GRAPHIC
Ini adalah potongan komik Slamdunk di jilid terakhir. Keren banget kan gambarnya, dewa banget. Gue perhatiin, gambar Takehiko Inoue di komik Slamdunk terus berkembang menjadi lebih baik dari jilid pertama sampai terakhir. Waktu itu hampir setiap hari gue menggambar dengan meniru gambar dari komik Slamdunk. Ceritanya gue pengen jago gambar kayak Takehiko Inoue gitu. (Source pic)

 

Diwarnai hari-hari dengan terus menggambar, sejak itu sampai 4 tahun lalu, gue punya impian untuk menjadi ilustrator. Ada saat di mana gue latihan menggambar anatomi manusia setiap harinya minimal 1 jam, itu belum termasuk waktu untuk menggambar karya pribadi. Waktu untuk menggambar rasanya tidak bisa dibatasi, seringkali gue menggambar hingga subuh.

Johana Kusnadi artwork
Beberapa karya ilustrasi gue yang sempat diupload di akun Facebook gue pada zaman baheula ketika masih menggambar.

 

Maret-Juni 2013 gue berkesempatan magang di Caravan Studio dan banyak belajar teknik menggambar digital di sana. Setelah itu gue memutuskan menerima tawaran untuk bergabung dengan startup yang bertujuan mengempower kreator visual di Indonesia dan setelah akhir tahun lalu gue resign dari perusahaan tersebut, saat ini gue menjadi consultan di sebuah perusahaan di luar bidang gue sebelumnya. Namun sampai sekarang seringkali gue kangen dengan dunia kreatif, teman-teman dan hal apapun menyangkut industri kreatif. Kangen.

Dan kecintaan ini diawali dengan mengenal dunia kreatif saat gue masih kecil lewat membaca dan terinspirasi dari karya puluhan komikus yang berkarya dengan komitmen.

BACA JUGA: Terlalu Banyak Cinta

 

Takehiko Inoue
Itu baru effect buat gue. Kalau mau lanjut cerita tentang Slamdunk, komik yang diadaptasi menjadi serial TV anime ini populer di Jepang pada awal tahun 1990-an saat Inoue berumur 23 tahun dan  sudah terjual 120 juta kopi dengan lisensi di 17 negara pada tahun 2012. Menurut CNN, pada tahun 2002 SLAMDUNK merilis versi bahasa inggrisnya di Amerika Utara.
Takehiko Inoue
Pokoknya berkarya terus dengan maksimal. (Source pic)

Bahkan menurut Duniaku.net, waktu itu Slamdunk nggak cuma membuat olahraga basket mendadak menjadi sangat digemari di Jepang. tapi juga di Asia.

Slamdunk Schoolarship
Dimulai tahun 2006, Inoue mengorganized Slamdunk Schoolarship, yaitu program beasiswa setahun untuk senior SMA yang mau melanjutkan pendidikan akademis college dan basket di Amerika. Diawali dengan tujuan Inoue ingin mendukung atlet muda yang nggak bisa memenuhi impian mereka mendalami basket karena terbentur masalah biaya dst, program ini dijalankan dengan dana dari sebagian royalti Slamdunk, juga support IT Planning Co., Ltd. dan Shueisha Co., Ltd. Jantan abis ya! Gemes 🙂
Slamdunk nike
Gila gak neh udah gitu collab sama Nike. Unch.

 

Gila. Pokoknya gilalah efek karyanya Takehiko Inoue. Salut.

BACA JUGA: Mahalnya Lingkungan dan Network

 

Dan gue percaya semua karya yang dikerjakan dengan maksimal sesuai talenta/bakat masing-masing secara positif dapat memberkati dan menginspirasi orang lain. Tidak cuma di bidang seni. Mau lo di bidang pertanian, kedokteran, teknologi, olahraga, science, menulis, mengajar, sales, musik, kuliner dst ya nggak masalah. Kalau sudah sesuai dengan kebutuhan, bakat dan kekuatan, asal halal dan nggak ngerugiin orang mah nggak ada yang salah. Mau lo kerja di perusahaan, freelance ataupun bikin usaha sendiri. Karena semua orang punya “panggilan” yang berbeda. Pokoknya lakukan semua hal positif semaksimal mungkin, gue percaya hal yang lo lakukan ada chance untuk memberkati orang lain.

susi pudjiastuti
Kalo kata bu Susi Pudjiastuti sih gini

Yuk saling mengingatkan. Gue juga lagi menchallenge diri gue sendiri untuk lebih konsisten berkarya lewat tulisan. Pengennya mulai bikin usaha juga cuman masih bingung dah bikin apa. Ngobrol-ngobrol deh yuk 🙂

4 thoughts on “Karya Yang Punya Power

  1. yupp g setuju kalo kerja ada passionnya / “panggilan” juga bakal lebih maksimal hasilnya. ga peduli bidangnya apapun itu. mau keliatannya kecil sekali pun..

    Like

  2. sering banget gw dimarahin “baca komik nggak bikin pinter” atau ” baca komik nggak ada gunanya”, karena menurut orang-orang tua yang lebih lampau hidup dari generasi kita menganggap hal-hal yang berguna/bikin pinter adalah hal yang menghasilkan uang, pedahal baca komik itu adalah salah satu hal yang nge-trigger semangat anak-anak melakukan banyak hal untuk menjadi lebih berguna dan menghasilkan uang, *maaf salfox :))

    Liked by 1 person

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s